Indonesiaadalah Negara yang terdiri dari berbagai suku bangsa, yang masing-masing memiliki budaya yang berbeda-beda.Perbedaan itulah yang menjadi ciri khas dan keunggulan Indonesia, Indonesia menjadi unik karena budayanya yang beragam. Keanekaragaman itu ditambah lagi dengan masuknya unsur-unsur budaya asing ke Indonesia. Masuknya budaya asing memperkaya warna kebudayaan Indonesia.
Di Indonesia, bergulirnya ekonomi kreatif menjadi model baru dalam pengelolaan ekonomi baru dimulai pada tahun 1990-an. Aktivitas ekonomi kreatif ditandai dengan serangkaian kegiatan produksi dan distribusi barang/jasa yang berkembang melalui penguasaan di bidang informasi, pengetahuan, dan kreatifitas. Dengan kata lain, model pengelolaan ekonomi ini menyandarkan aktivitasnya pada proses penciptaan dan transaksi nilai. Dalam hal ini, produksi barang/jasa menitikberatkan pada aspek kualitas, nilai jual, dan nilai estetika. Oleh karena itu, sudah semestinya ekonomi kreatif kemudian digerakkan oleh sektor industri yang disebut sebagai industri kreatif. Industri kreatif dalam hal ini mempunyai pengertian yang komprehensif. Industri kreatif adalah industri yang berasal dari pemanfaatan kreativitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia mengelompokkan industri kreatif menjadi 14 subsektor antara lain periklanan, arsitektur, pasar seni dan barang antik, kerajinan, desain, pakaian, video film dan fotografi, permainan interaktif, musik, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, layanan komputer dan piranti lunak, televisi dan radio serta yang terakhir adalah riset dan pengembangan. Dewasa ini industri kreatif mendapatkan perhatian penuh dari pemerintah, ditandai dengan dibentuknya Badan Ekonomi Kreatif. Pemerintah memandang industri ini mampu meningkatkan perekonomian rakyat dan daya saing serta mengembangkan industri masa depan. Industri kreatif diharapkan mampu mendorong peningkatan kualitas hidup dan menciptakan pemerataan kesejahteraan. Tahun 2009 dapat dikatakan sebagai tahun industri kreatif di Indonesia karena pada tahun ini dikeluarkan Inpres Presiden tahun 2009 yang mewajibkan Institusi Pemerintah membuat rencana aksi dalam membantu pengembangan industri kreatif. Pada tahun berikutnya, melalui Kementerian Perdagangan juga telah dikeluarkan buku Pengembangan Ekonomi Kreatif Indonesia 2025. Artinya terdapat perhatian Pemerintah terhadap potensi industri baik dalam skala nasional atau pada ranah pedesaan. Pengembangan industri kreatif khususnya di daerah pedesaan dapat digunakan sebagai sarana untuk mensejahterakan masyarakat serta dapat meningkatkan potensi daerah yang dapat berdampak pada ranah sosial maupun ekonomi. Majalah Tempo 2013 menyatakan, industri kreatif telah menyumbang setidaknya 643 Triliun pendapatan nasional pada tahun 2013. Lebih lanjut dijelaskan bahwa Industri kreatif Indonesia tumbuh sekira 5,76% dan mampu menyerap 11,87 Juta Tenaga Kerja. Jumlah serapan tersebut berkontribusi untuk mengisi 11,72% dari total serapan kerja nasional. Pada tahun 2013 subsektor kuliner dan fashion menjadi penyumbang terbesar dengan 209 Triliun 32,5% dan 182 Triliun 28,3%. Sebelumnya, Harian Kompas 2011 bahkan telah menyebutkan bahwa nilai ekonomi industri kreatif mengalami kenaikan tiga kali lipat selama tahun 2006 hingga 2010, pada tahun 2006 nilai ekonomi industri kreatif mencapai Rp 157 triliun dan menjadi Rp 468 triliun pada 2010. Dengan fakta dan data seperti tersaji di atas, industri kreatif mempunyi peran yang penting dalam kehidupan ekonomi dan sosial di masyarakat. Namun yang harus diingat, bahwa eksistensi industri kreatif yang besar tidak terlepas dari proses kreatifitas yang tidak akan tumbuh dan berkembang apabila tidak didukung oleh modal budaya, modal sosial dan modal kreatif Yasfar Amir, 2010. Pada akhirnya, industri kreatif harus diarahkan sebagai sebuah proses penciptaan nilai tambah ekonomi, sosial, budaya, lingkungan berbasis ide yang lahir dari kreativitas sumber daya manusia orang kreatif dan berbasis pemanfaatan ilmu pengetahuan, termasuk warisan budaya dan teknologi. Potensi Indonesia sudah dikenal seantero dunia memiliki kekayaan dan keragaman budaya. Kekayaan dan keanekaragaman budaya tersebut terbentuk tidak dalam waktu sekejap, akan tetapi melalui proses panjang, yakni melalui interaksi antarsuku di Indonesia maupun hasil persinggungan dengan budaya dari luar negeri yang makin memperkaya khasanah budaya Bangsa Indonesia. Indonesia punya modal banyak untuk menjadi Negara Sejahtera. Keragaman budaya berpotensi besar untuk peningkatan taraf ekonomi masyarakatnya. Akan tetapi pada kenyataannya sampai saat ini keragaman budaya tersebut belum mampu dimanfaatkan secara optimal untuk kesejahteraan masyarakat. Kekayaan budaya bangsa tersebut misalnya bahasa, rumah adat, tarian dan pertunjukan rakyat, serta pakaian adat dan senjata tradisional. Dengan memperhatikan kekayaan budaya tersebut, sudah seharusnya dimunculkan inovasi-inovasi yang berbasis budaya. Selain itu, menjadikan budaya sebagai modal dalam industri kreatif dapat berfungsi sebagai identitas bangsa. Sehingga dapat terbentuk pembangunan karakter bangsa yang dapat menghargai budaya bangsa, selain tentunya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Produk budaya berwujud benda bisa dikatakan warisan hasil kreativitas leluhur kita. Sebagai contoh Batik, Kain Songket, dan masih banyak budaya berwujud benda lainya yang ada sejak dulu. Dalam konteks ekonomi kreatif, hal tersebut seharusnya menjadi modal pembangunan perekonomian nasional yang perlu di optimalkan. Sekaligus tentunya guna mempertahankan warisan budaya terebut dari klaim Negara lain maupun kepunahan dengan sendirinya. Batik pernah di klaim oleh Malaysia, begitupula kain songket ala Indonesia Timur NTT yang mulai hilang karena ketidakmampuan generasi penerus setempat menenun kain. Dua permasalahan tersebut menjadi bahan pelajaran bagi kita semua. Skill sebagai warga Negara harus ditingkatkan. Baik softskill berupa nasionalisme maupun hardskill berupa cara-cara mempertahankan budaya berwujud benda dengan cara mempelajarinya. Dengan menjadikan budaya sebagai modal, adalah termasuk salah satu strategi untuk bisa eksis dalam industri kreatif. Potensi kekayaan budaya di Indonesia hendaknya dimanfaatkan secara maksimal sebagai modal penggerak industri kreatif. Bidang industri kreatif sangat luas untuk digarap. Sementara, Indonesia kaya akan tradisi di berbagai daerah, ini menjadi potensi besar untuk digarap dalam industri kreatif di Indonesia. Potensi-potensi budaya tersebut akan menjadi produk industri kreatif unggul jika dipadukan dengan teknologi. Kunci utama kemajuan industri kreatif Indonesia adalah dengan memanfaatkan dan mengembangkan potensi sumber daya budaya dan teknologi semaksimal mungkin. Menurut UNESCO Statistic Model, industri kreatif berbasis budaya dapat diklasifikasikan ke dalam dua kategori yakni Industries in core cultural domains dan industries in expanded cultural domain. Kategori pertama meliputi museum, galeri, perpustakaan, penampilan seni, festival, visual art, kerajinan, penerbitan, televisi, desain, radio, film, fotografi dan media interaktif. Sedangakan kategori kedua meliputi perlengkapan musik, arsitektur, periklanan, percetakan, perangkat lunak dan perangkat audiovisual. Produk Industri Kreatif Berbasis Budaya dan Teknologi Selain keanekaragaman budaya lokal, kemajuan teknologi informasi juga memberikan manfaat bagi industri kreatif dan pelestarian budaya Indonesia. Teknologi bisa digunakan untuk membuat produk dari industri kreatif menjadi lebih berkualitas. Ditambah lagi, kemajuan sistem informasi mampu mempopulerkan produk industri kreatif yang berbasis budaya dan teknologi itu. Berikut ini adalah beberapa hasil atau gagasan dari industri kreatif berbasis budaya dan teknologi 1 Pariwisata Daerah Wisatawan tidak lagi terfokus hanya ingin santai dan menikmati sun-sea and sand, saat ini pola konsumsi mulai berubah ke jenis wisata yang lebih tinggi, yang meskipun tetap santai tetapi dengan selera yang lebih meningkat yakni menikmati produk atau kreasi budaya culture dan peninggalan sejarah heritage serta nature atau eko-wisata dari suatu daerah atau negara. Selain itu, pemanfaatan teknologi informasi untuk promosi pariwisata juga sangat penting. Fakta menunjukkan American, German, English, and Japanese tourists menyumbang 41% dari pendapatan pariwisata dunia. Dari segi teknologi, keempat negara inipun merupakan negara-negara terbesar pengguna teknologi informasi- internet, yakni 79 persen dari populasi internet dunia tahun 1997 130 juta pengguna internet. Ada korelasi yang erat antara pemakaian teknologi informasi dengan peningkatan jumlah wisatawan di suatu negara. 2 Batik Fraktal Jika “batik” merupakan seni budaya tradisional Indonesia yang dikerjakan dalam proyek kriya tradisional secara turun-temurun, maka “fraktal” adalah sebuah bentuk karya yang muncul dari perkembangan lanjut geometri kontemporer. Batik Fraktal adalah bentuk konstruksi yang mengakuisisi tradisi Indonesia dan tradisi matematika Barat yang dilakukan secara komputasional. Desain kriya yang lahir dari tangan pembatik ditiru dalam teknik komputasional melahirkan tak terbatasnya inovasi kreasi dari apa yang disebut sebagai Batik. gambar 3 E-Wayang E-wayang merupakan pendekatan membuat wayang menggunakan pendekatan proses digital. Pendekatan yang dimaksud adalah mentransformasikan proses membuat wayang manual menjadi pendekatan digital. Proses membuat e-wayang meliputi mempersiapkan media digital, mewarnai digital, dan mendalang digital. Hasilnya adalah berupa repository e-wayang yang reuseable dan dapat digunakan dalam banyak media digital. E-wayang dapat di publish di website atau dibuat komik digital sebagai hasil dari industri kreatif. 4 Game Edukatif Bernuansa Budaya Game edukatif adalah game teknologi yang kontennya bernilai pendidikan. Kita bisa menciptakan game edukatif yang bertemakan budaya Indonesia. Game-game tersebut harus dikemas secara kreatif, sehingga mampu menarik minat penggunanya dan sekaligus memperkenalkan budaya Indonesia. Contoh game edukatif bernuansa budaya adalah game “Kuliner Indonesia”, “Permainan-permainan Tradisional Indonesia”, “Tebak Lagu Daerah” dan lain sebagainya. Selain produk di atas, terdapat produk industry kreatif lain yang bisa dikembangkan oleh daerah-daerah di Indonesia. Industri ikreatif muncul sebagai hasil dari potensi keanekaragaman budaya Indonesia, manusia kreatif dan kemajuan teknologi informasi. Diharapkan Industri kreatif berbasis budaya dan teknologi mampu turut serta melestarikan budaya Indonesia dan mempopulerkannya di kancah internasional. Referensi Bustami, Bernadien, Sandra Nurlela & Ferry. 2007. Mari Membangun Usaha Mandiri Pedoman Praktis Bagi UKM. Yogyakarta Penerbit Graha Ilmu. Hadiyati, Ernani. 2010. Kreativitas dan Inovasi Berpengaruh Terhadap Kewirausahaan Usaha Kecil. Widagdo. 2001. Desain dan Kebudayaan. Jakarta Dirjen Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Fasilitas komentar tidak disertakan.

STRATEGI Strategi pembangunan Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara untuk periode 2013-2018 adalah : 1.Peningkatan kualitas pengelolaan cagar budaya dan kesejarahan. 2.Peningkatan pelestarian dan pengembangan nilai-nilai tradisi dan kearifan lokal. 3.Peningkatan kualitas perlindungan, pengembangan dan pemanfaatan kesenian.

lusi0219 lusi0219 Wirausaha Sekolah Menengah Atas terjawab Iklan Iklan doniahmad38408 doniahmad38408 Budaya lokal seperti rebana,kita bisa membuat industri kreatif seperti membuat bedug rebana dari kulit dan kayu aja...terus kita padukan antara budaya dan industri kreatif M3m3k Salah gobl0! Iklan Iklan Pertanyaan baru di Wirausaha jelaskan kegiatan menggunakan crane pada pabrik otomotif kemudian jelaskan komponen2 yg terdapat pada crane plisssss bantuin​ Jelaskan kegiatan menggunakan change pada pabrik otomotif kemudian jelaskan komponen2 yg terdapat pada change​ 29. Misalnya saja mencatat pesanan konsumen, melakukan pengiriman dengan rapi dan tepat waktu, menyediakan jasa atau barang terbaik yang dimiliki, ber … terima kasih kepada konsumen. ini termasuk konsep pelayanan prima ​ tuliskan macam kudapan berbahan ragi!mohon dibantu yha tmn'​ Dalam hal ini perusahaan hanya memusatkan usaha pemasarannya pada satu atau beberapa kelompok segmen pasar terntu merupakan segmentasi pemasaran ​ Sebelumnya Berikutnya Iklan
keakrabansiswa dengan seni budaya di lingkungannya; mengoptimalkan budaya lokal; terpadu dan terkorelasi; dikembangkan di dalam kelas dan di luar kelas; memberi kegiatan bervariasi, kesempatan aktif, kreatif, menantang, dan menyenangkan; memperkenalkan keragaman budaya; dan menanamkan kesadaran kritis. F. Daftar Pustaka Eisner, Elliot W. 1972 .
Pandemi COVID-19 membawa pencerahan dalam berbagai aspek kehidupan manusia. Bagaimana tidak, dunia seakan dipaksa berhenti sejenak dari segala kesibukannya, dan memberi manusia waktu lebih untuk memikirkan sustainibility dalam hal apapun yang mereka kerjakan, tak terkecuali dalam hal industri webinar web seminar bertajuk 'Cheat the Covid' part 5, yang diadakan oleh Fakultas Industri Kreatif Universitas Surabaya FIK Ubaya mengajak para penikmat dan pelaku usaha kreatif agar mampu menghasilkan karya yang dapat memberikan dampak kepada FIK Ubaya, Viviany, menuturkan bahwa industri fashion dinilai belum sustainable. Dimana pada abad 18 industri tekstil seringkali mengeksploitasi anak-anak sebagai pekerja karena berbagai hal, salah satunya karena biayanya murah. Bahkan pada abad 20, fashion terus berkembang dan dikenal dengan istilah mass manufacturing atau fast fashion. “Disebut fast fashion karena konsumsi masyarakat tinggi sekali,” ucap Viviany 12/6. Menurut Viviany, era fashion tersebut menyembunyikan banyak kisah kelam. Salah satunya adalah penyiksaan hewan untuk diambil bulunya dan digunakan sebagai bahan dasar baju. Pasalnya banyak desainer dan aktivis yang mulai sadar bahwa fashion yang sustainable sangat penting. Saat pandemi COVID-19 seperti sekarang, terhitung puluhan juta pekerja tekstil kehilangan pekerjaannya. Viviany berargumen bahwa ada konsep industri fashion yang lebih baik, yakni konsep kolaborasi. Kolaborasi ini mengusung dua poin utama, yakni lokalisasi dan orientasi pada tukang, pekerja atau seniman artisan. “Sementara penghargaaan yang tinggi pada tukang, pekerja atau seniman akan menciptakan lokal-lokal supplier baru, yang nantinya bisa mendukung munculnya supply chain lokal. Sedangkan, lokalisasi diharapkan meningkatkan local job. Hal tersebut banyak membuka peluang pada orang-orang lokal untuk berkarya dan berpenghasilan melalui seni,” jelasnya. Senada dengan Viviany, Audit Yulardi, menuturkan, kearifan lokal bisa menjadi inspirasi baru bagi desainer-desainer dalam menyusun produk modern yang mampu bersaing dan menyelesaikan masalah. Karena setiap produk atau proses pembuatannya mengandung nilai, makna, filosofi, dan banyak hal lain. Selain itu, kearifan lokal berbicara soal hidup dan kebiasaan dalam masyarakat yang berkembang secara terus menerus.“Yang ada dalam keseharian kita, tanpa kita sadari adalah kearifan lokal. Hal ini terlihat dari cara sebagian daerah menghadapi COVID-19. Di Sulawesi ada ramuan daun sirih dan campuran daun lain untuk disinfektan. Ini adalah contoh penerapan pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat lokal digunakan untuk menghadapi masalah terkini,” ucap dosen FIK ini. Audit menjelaskan jika budaya Jawa, Sunda, mengenal Padasan atau Gentong dari tanah liat yang berisi air dan ditaruh di depan rumah. Hal ini dimaknai sebagai semangat untuk menjaga kebersihan. Kearifan lokal ini menyimpan pesan yang sebaiknya dipelajari dan disesuaikan ke masyarakat jaman sekarang.“Permasalahannya mungkin ajaran-ajaran tersebut tidak kita maknai sebagai hal yang logis, lebih ke mitos, sehingga keindahan maknanya menjadi tersamarkan. Lalu pertanyaannya, bagaimana cara sebagai seorang desainer untuk menerjemahkan hal tersebut? Salah satunya dengan memahami pesan-pesan yang disampaikan oleh kearifan lokal. Memahami spirit masa lalu dan disesuaikan dengan lifestyle jaman sekarang,” mengingatkan, jika penerapan nilai Padasan atau Gentong sebagai alat membersihkan diri dari luar ini bisa menjadi sesuatu yang modern."Hal ini penting sebab kearifan lokal akan membawa pencerahan kepada desainer tentang nilai sehingga produk baru yang diciptakan bermanfaat dalam kehidupan masyarakat. Karena warisan itu tersebar dalam keseharian kita,” tutupnya.

20092015‛ serta ‚Rencana Pengembangan 14 Subsektor Industri Kreatif 2009-2015‛, dan. periklanan yang berusaha untuk mengangkat konten lokal (budaya dan warisan budaya. setempat) F. PILAR LEMBAGA PEMBIAYAAN (FINANCIAL INTERMEDIARY) berkaitan dengan proses kreatif. Kendalanya bagaimana membuat. sebuah karya yang tidak hanya tampil.

Jakarta ANTARA - "Desain menciptakan budaya. Budaya membentuk nilai. Nilai menentukan masa depan." Demikian desainer grafis ternama asal Kanada Robert L Peters berujar seakan mengungkapkan tidak saja mengenai betapa pentingnya posisi desain bagi perkembangan suatu produk, tetapi juga pengaruhnya dalam kehidupan manusia. Dalam realitas, sebagai contoh sederhana, kebenaran dari ungkapan tersebut dapat dilihat misalnya pada teknologi komputer. Di awal kelahirannya, wujud komputer sangat besar dan tidak praktis. Tetapi seiring kemajuan teknologi dan penerapan desain produk yang disesuaikan dengan tuntutan kebutuhan manusia, komputer kini menjadi sangat mudah dibawa dalam bentuk komputer jinjing maupun tablet. Dengan desain tersebut, ditambah ragam nilai dan fitur yang disuguhkan, membawa komputer dianggap telah menjadi kebutuhan primer bahkan menjadi budaya yang sangat dominan tidak hanya dalam dunia kerja tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari masyarakat modern. Contoh konkret lain tentang pengaruh kuat desain terhadap budaya bisa dilihat pada industri furnitur atau dekorasi rumah dan fesyen. Indonesia memiliki industri furnitur yang berbasis pada kearifan lokal yang sangat diminati di pasar global. Tetapi di sisi lain, produk-produk berdesajn Scandinavian kini tengah menjamur di dalam negeri. Di industri fesyen, Indonesia beruntung memiliki khasanah batik dan fesyen muslim yang semakin diakui dan diminati dunia. Namun di sisi lain, di tengah masyarakat Indonesia, khususnya di kalangan anak muda, produk-produk fesyen Korea kini tengah menjadi tren dan budaya. Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menyebut bahwa di titik tersebut, ada semacam pertarungan’, tidak semata pertarungan produk, tetapi juga pertarungan nilai dan budaya. Jadi, sebagai pembentuk budaya, desain itu sendiri secara inheren membawa nilai yang ingin dikenalkan atau dipromosikan. Setiap kali membeli suatu produk, pada dasarnya seseorang memberikan dukungan terhadap kelestarian nilai yang dikandung oleh produk itu sendiri. Karena itu, para desainer yang menciptakan merek dan produk pada dasarnya bertanggung jawab atas pesan dan visual yang dilihat sehari-hari di sekitar kita. Tanggung jawab itu adalah keseimbangan antara apa yang dicari oleh konsumen dan nilai apa yang mereka yakini dan suguhkan di masa depan. "Di sinilah letak peran strategis para desainer dalam menentukan masa depan. Masa depan seperti bagaimana dan nilai apa yang akan dikedepankan tergantung dari para desainer," kata Menperin. Bangsa Indonesia, dengan ragam entitas budaya yang dimiliki, sangat kaya akan nilai. Sebagai bagian dari identitas bangsa, nilai-nilai tersebut sepatutnya dilestarikan dan bahkan dipromosikan agar dapat penetrasi ke tingkat dunia hingga menjadi budaya global. Untuk itu, keragaman budaya di tanah air harus dapat dimaknai dan dilihat sebagai sumber inspirasi untuk menghasilkan karya-karya. Jika Indonesia mampu melihat ragam kebudayaan sebagai sumber inspirasi, maka RI akan memiliki segudang ide-ide baru yang dapat dituangkan ke dalam berbagai bentuk karya. Dengan mengadopsi kearifan lokal, karakter khas Indonesia dapat tetap terjaga seiring tren lain yang terus bermunculan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memadukan atau mengembangkan desain sehingga karakter, nilai dan budaya lokal tetap hidup dan mampu bersaing di tengah pertarungan nilai dan budaya secara global. Penghargaan tertinggi Sebagai langkah awal memenangkan Indonesia dalam pertarungan nilai dan budaya lewat desain produk industri, Kementerian Perindustrian menggelar Indonesia Good Design Selection IGDS yang bertujuan untuk mendorong penguatan nilai, karakter, dan kualitas produk. Penghargaan yang dihelat setiap tahun sejak 2003 itu, tahun ini memasuki usia ke-18. Dengan mengusung tema "Produk Indonesia Berkarakter", diharapkan para peserta mampu mencerminkan karakter kuat dari berbagai jenis Industri di Indonesia, di antaranya kerajinan, furnitur dan home décor, alat kesehatan dan keselamatan, serta alas kaki dan aksesoris fesyen. Penghargaan IGDS 2021 diberikan atas dua kategori yaitu "Design Product" untuk produk jadi dan "Design Concept" untuk konsep produk. Adalah Freddy Chrisswantra penerima Grand Award kategori Design Product dengan karyanya "Sada". Sada merupakan tempat saji makanan berbentuk bulat yang memadukan material bambu dan kayu jati dengan ukiran khas di bagian penutup. Freddy Chrisswantra penerima Grand Award kategori Design Product dengan karyanya "Sada". ANTARA/ Sella Panduarsa Gareta Bambu yang berbaris melingkar terinspirasi dari kandang burung yang sangat khas di Indonesia. Freddy melibatkan perajin kayu jati di Jepara dan Bali untuk mengolaborasikannya dengan bambu dari Tasikmalaya hingga menghasilkan bentuk, tekstur warna, dan kesan mewah yang melekat pada "Sada". Lewat "Sada", yang dalam bahasa sanskerta berarti cantik, Freddy ingin mengangkat harkat dan derajat sebuah makanan sebagai wujud rasa syukur atas berkah dari Tuhan Yang Maha Esa. Di bawah bendera PT Bana Andaru Nusantara, Freddy telah memproduksi "Sada" dengan harga jual per buah. Tidak hanya di dalam negeri, Sada juga diekspor untuk memenuhi kebutuhan di beberapa negara. Adhi Nugraha, salah satu juri IGDS menyampaikan bahwa karya Freddy merupakan sebuah terobosan baru terhadap teknis dan material tradisional, yang menjadikannya sebuah bentuk kerajinan kontemporer berkualitas tinggi, dan meningkatkan nilai dari objek tradisi. Sementara itu, seorang Desainer Produk lulusan Universitas Pelita Harapan bernama Sharon Belinda Edwina menerima penghargaan Grand Design untuk kategori "Design Concept" dengan karyanya "Nifitali-tali". "Nifitali-tali" adalah seperangkat perhiasan pria yang menggunakan teknik pembuatan sesuai dengan kalung yang dipakai oleh para prajurit di Pulau Nias. Sharon melihat potensi pada perhiasan nifitali-tali dari Nias, karena proses pembuatannya yang unik dan memiliki kombinasi teknik yang tidak bisa di temukan di perhiasan asal Indonesia lainnya. Sharon Belinda Edwina penerima penghargaan Grand Design untuk kategori "Design Concept" dengan karyanya "Nifitali-tali". ANTARA/ Sella Panduarsa Gareta Perajin nifitali-tali sendiri sudah hampir tidak dapat ditemukan di Nias. Akhirnya, perempuan 23 tahun tersebut mengembangkan teknik pembuatan nifitali-tali yang lebih mudah agar bisa diproduksi di jaman sekarang, mengingat pembuatan aslinya membutuhkan keterampilan khusus sehingga sulit untuk dipelajari. Selain itu desain yang dibuat untuk mengaplikasikan teknik tersebut juga memiliki desain kontemporer agar dapat menarik perhatian publik. Kemudian, desain memiliki konsep yang merupakan latar belakang dari nifitali-tali agar cerita dibaliknya juga bisa tersampaikan. Sharon berharap, desainnya dapat mendorong kaum pria di Indonesia untuk lebih eksploratif berekespresi melalui apa yang mereka pakai. Salah satu juri IGDS yang juga akademisi Prananda L Malasan mengatakan, "nifitali-tali" sangat tepat untuk mengisi kebutuhan perhiasan bagi pria. Nilai tradisi dari Nias pun berhasil ditrasformasikan dengan sangat baik pada produk perhiasan tersebut. Untuk semakin menggaungkan karya-karya anak bangsa tersebut, Kemenperin akan menerbangkan karya-karya para penerima penghargaan IGDS untuk ikut meramaikan gelaran Golden Pin Design Award 2022 di Taiwan. Dengan demikian, diharapkan Indonesia mampu bersaing dalam pertarungan nilai dan budaya lewat desain produk industri, yang pada suatu saat nanti dapat keluar sebagai pemenang. Baca juga Melalui IGDS, Kemenperin apresiasi pengembangan desain produk industri Baca juga Menperin pacu desainer produk industri nasional raih peluang global Baca juga Industri kecil menengah Jabar dominasi penghargaan Upakarti-IDGS 2020 Baca juga Wapres serahkan Penghargaan Upakarti dan IGDS Tahun 2020Editor Subagyo COPYRIGHT © ANTARA 2021
Dewasaini UMKM diwarnai dengan gelombang ekonomi kreatif. Ekonomi kreatif merupakan kegiatan ekonomi yang digerakan oleh industri kreatif yang mengutamakan peranan kekayaan intelektual. Industri kreatif itu sendiri digerakkan oleh entrepreneur (wirausaha), yaitu orang yang memiliki kemampuan kreatif dan inovatif .
Abstrak Selain industri manufaktur dan industri jasa, industri kreatif adalah salah satu bidang industri yang memiliki peluang besar untuk berkembang pesat dalam era Industry Industri kreatif yang meliputi berbagai bentuk industri yang mengedepankan kreativitas dan kemampuan berpikir dari para pelakunya, memiliki kaitan yang erat dengan budaya yang ada di tempat tersebut. Kekayaan budaya di Indonesia yang sangat beragam memberikan potensi yang besar bagi pengembangan industri kreatif. Kesiapan pelaku industri kreatif menjadi faktor kunci dalam menghadapi persaingan dengan industri lain. Namun demikian, teknologi yang menyertai era Industry juga memberikan banyak peluang yang bisa dimanfaatkan dalam pengembangan industri kreatif berbasis budaya. Tantangan yang dihadapi antara lain kemampuan sumber daya manusia yang terbatas, permasalahan hak cipta, infiltrasi budaya luar dan kurangnya penghargaan terhadap kreativitas. Kata kunci budaya, industri industry kreatif, peluang dan tantangan 1. PENDAHULUAN Dalam mempelajari tentang ekonomi dan industri kreatif, saat ini belum ada definisi baku yang disepakati tentang apa itu industri kreatif. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia mendefinisikan industri kreatif sebagai bentuk industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Sementara Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, melalui Dirjen Industri Kecil dan Menengah mendefinisikan industri kreatif adalah kegiatan usaha yang fokus pada kreasi dan inovasi. Selain terkait dengan definisi, juga tidak terdapat kejelasan perbedaan antara konsep ekonomi kreatif, industri kreatif maupun industri berbasis budaya cultural industries Fahmi, 2014 Secara umum industri kreatif di Indonesia terbagi menjadi 16 sub sektor. Keenam belas sub sektor meliputi 1 aplikasi dan pengembang permainan 2 arsitektur 3 desain interior 4 desain komunikasi visual 5 desain produk 6 fashion 7 film, animasi dan video 8 fotografi 9 kriya 10 kuliner 11 music 12 penerbitan 13 periklanan 14 seni pertunjukan 15 seni rupa dan 16 televisi dan radio Kementerian Pariwisata dan Eknonomi Kreatif RI, 2014. Keenam belas sub sector ini merupakan pengembangan dari pembagian sebelumnya yang hanya 14 sub sector pada tahun 2009 dan 15 sub sector pada tahun 2014. Berdasarkan informasi yang tersaji pada Tabel 1, ekonomi kreatif di Indonesia memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia. Pada tahun 2016 sektor ekonomi kreatif menyumbangkan sekitar Rp 922 trilun atau dari Produk Domestik Bruto PDB Indonesia tahun 2016 Bekraf, 2017. Penyumbang kontribusi terbesar adalah sub sektor kuliner, fashion dan kriya yang menyumbang sekitar 75% dari keseluruhan angka. Angka ini menunjukkan besarnya peran ekonomi kreatif terhadap PDB yang semakin meningkat dan berperan penting untuk meningkatkan taraf hidup para pelaku ekonomi kreatif. Jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor ekonomi kreatif pada tahun 2016 sekitar 16,9 juta atau 14,27% dari total jumlah tenaga kerja nasional sejumlah 118,4 juta tenaga kerja. Selain menyumbang kontribusi terhadap perekonomian, ekonomi kreatif juga berperan penting untuk melestarikan berbagai budaya yang dimiliki bangsa Indonesia, memanfaatkan material lokal, memperkuat toleransi dan meningkatkan pengembangan kreativitas penduduk di sebuah wilayah Fathurahman and Huseini, 2018. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Seminar Nasional IENACO – 2019 ISSN 2337 - 4349 430 INDUSTRI KREATIF BERBASIS BUDAYA PELUANG DAN TANTANGAN DI ERA INDUSTRY Munajat Tri Nugroho* 1 Pusat Studi Logistik dan Optimisasi Industri Jurusan Teknik Industri, Universitas Muhammadiyah Surakarta, Indonesia Jl. A Yani Tromol Pos I Pabelan, Surakarta. *Email munajat3n Abstrak Selain industri manufaktur dan industri jasa, industri kreatif adalah salah satu bidang industri yang memiliki peluang besar untuk berkembang pesat dalam era Industry Industri kreatif yang meliputi berbagai bentuk industri yang mengedepankan kreativitas dan kemampuan berpikir dari para pelakunya, memiliki kaitan yang erat dengan budaya yang ada di tempat tersebut. Kekayaan budaya di Indonesia yang sangat beragam memberikan potensi yang besar bagi pengembangan industri kreatif. Kesiapan pelaku industri kreatif menjadi faktor kunci dalam menghadapi persaingan dengan industri lain. Namun demikian, teknologi yang menyertai era Industry juga memberikan banyak peluang yang bisa dimanfaatkan dalam pengembangan industri kreatif berbasis budaya. Tantangan yang dihadapi antara lain kemampuan sumber daya manusia yang terbatas, permasalahan hak cipta, infiltrasi budaya luar dan kurangnya penghargaan terhadap kreativitas. Kata kunci budaya, industri industry kreatif, peluang dan tantangan 1. PENDAHULUAN Dalam mempelajari tentang ekonomi dan industri kreatif, saat ini belum ada definisi baku yang disepakati tentang apa itu industri kreatif. Kementerian Perdagangan Republik Indonesia mendefinisikan industri kreatif sebagai bentuk industri yang berasal dari pemanfaatan kreatifitas, keterampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan dengan menghasilkan dan mengeksploitasi daya kreasi dan daya cipta individu tersebut. Sementara Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, melalui Dirjen Industri Kecil dan Menengah mendefinisikan industri kreatif adalah kegiatan usaha yang fokus pada kreasi dan inovasi. Selain terkait dengan definisi, juga tidak terdapat kejelasan perbedaan antara konsep ekonomi kreatif, industri kreatif maupun industri berbasis budaya cultural industries Fahmi, 2014 Secara umum industri kreatif di Indonesia terbagi menjadi 16 sub sektor. Keenam belas sub sektor meliputi 1 aplikasi dan pengembang permainan 2 arsitektur 3 desain interior 4 desain komunikasi visual 5 desain produk 6 fashion 7 film, animasi dan video 8 fotografi 9 kriya 10 kuliner 11 music 12 penerbitan 13 periklanan 14 seni pertunjukan 15 seni rupa dan 16 televisi dan radio Kementerian Pariwisata dan Eknonomi Kreatif RI, 2014. Keenam belas sub sector ini merupakan pengembangan dari pembagian sebelumnya yang hanya 14 sub sector pada tahun 2009 dan 15 sub sector pada tahun 2014. Berdasarkan informasi yang tersaji pada Tabel 1, ekonomi kreatif di Indonesia memiliki kontribusi besar terhadap perekonomian Indonesia. Pada tahun 2016 sektor ekonomi kreatif menyumbangkan sekitar Rp 922 trilun atau dari Produk Domestik Bruto PDB Indonesia tahun 2016 Bekraf, 2017. Penyumbang kontribusi terbesar adalah sub sektor kuliner, fashion dan kriya yang menyumbang sekitar 75% dari keseluruhan angka. Angka ini menunjukkan besarnya peran ekonomi kreatif terhadap PDB yang semakin meningkat dan berperan penting untuk meningkatkan taraf hidup para pelaku ekonomi kreatif. Jumlah tenaga kerja yang bekerja di sektor ekonomi kreatif pada tahun 2016 sekitar 16,9 juta atau 14,27% dari total jumlah tenaga kerja nasional sejumlah 118,4 juta tenaga kerja. Selain menyumbang kontribusi terhadap perekonomian, ekonomi kreatif juga berperan penting untuk melestarikan berbagai budaya yang dimiliki bangsa Indonesia, memanfaatkan material lokal, memperkuat toleransi dan meningkatkan pengembangan kreativitas penduduk di sebuah wilayah Fathurahman and Huseini, 2018. Seminar Nasional IENACO – 2019 ISSN 2337 - 4349 431 Tabel 1. Sumbangan Ekonomi Kreatif Terhadap PDB tahun 2014 – 2016 dalam milyar rupiah Sub Sektor Ekonomi Kreatif Aplikasi dan Game Developer Total PDB Ekonomi Kreatif Industri kreatif berbasis budaya, adalah industri yang merujuk kepada industri yang menggabungkan kreativitas, produksi dan komersialisasi sebuah konten kreatif yang dapat berupa barang maupun jasa dan bersifat budaya secara natural Moore, 2014. Budaya sebagai salah satu sumber utama kreativitas memiliki potensi yang sangat besar untuk digali dan dikembangkan lebih lanjut untuk menjadi produk-produk yang dapat dikomersialkan. Budaya yang merupakan hasil kreativitas yang berkesinambungan selama jangka waktu yang panjang, telah menjadi warisan yang sangat berharga bagi generasi sesudahnya. Warisan budaya yang dapat berupa artefak seperti rumah adat, makanan tradisional, maupun dalam bentuk lain seperti adat dan kebiasaan, bahasa lisan maupun tulis, dapat dimanfaatkan sebagai sumber kreatifitas yang tidak ada habisnya. Indonesia sebagai salah satu negara dengan kekayaan budaya yang sangat besar, ditandai dengan banyaknya suku yang berdiam di Indonesia beserta seluruh budaya yang melekat kepadanya. Keseluruhan kekayaan budaya Indonesia itu menjadi source industri kreatif, terutama yang berkaitan dengan seni dan budaya dengan beragam nilai etnik dan kerajinan yang menyertainya. Keunikan seni dan budaya dari suku yang berdiam di Indonesia, tidak terdapat di belahan dunia yang lain termasuk di dalamnya juga makanan tradisional yang yang memiliki cita rasa yang unik maupun Bahasa dan jenis budaya lainnya yang berbeda-beda di setiap tempat di wilayah Indonesia. Pemerintah Indonesia telah berinisiatif untuk menjadikan industri kreatif berbasid budaya sebagai salah satu sumber utama pengembangan ekonomi pada masa mendatang Simatupang, Rustiadi and Situmorang, 2011. Usaha tersebut dimulai dengan membentuk kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada tahun 2011, yang diperbarui dengan pembentukan Badan Ekonomi Kreatif pada pemerintah sesudahnya pada tahun 2014. Pemerintah Indonesia melalui Badan Ekonomi Kreatif dan instansi terkait telah menegaskan dukungannya untuk mengembangkan industri kreatif dengan berbagai cara mulai dari kebijakan yang mendukung pengembangan industri kreatif, termasuk dengan mendukung terciptanya akses yang luas bagi industri kreatif maupun dalam meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang unggul dalam industri kreatif. Perkembangan industri sejak dari Industry hingga saat ini yang telah memasuki era Industry ditandai dengan perubahan yang sangat besar dalam berbagai faktor, termasuk perubahan dalam sistem produksi meliputi desain, produksi, komunikasi, distribusi bahkan dalam interaksi antar komponen dalam industri. Perubahan-perubahan mendasar ini dapat dilihat pada Gambar 1. Perubahan ini dapat dilihat pada perubahan hubungan yang terjadi utamanya pada cyber Seminar Nasional IENACO – 2019 ISSN 2337 - 4349 432 and physical interaction. Perubahan yang signifikan juga terjadi dalam industri berbasis jasa maupun industri lain yang berdasar pada budaya. Gambar 1 Perkembangan Revolusi Industri 1 hingga Revolusi Industri 4 Terdapat 9 sembilan teknologi utama yang menjadi dasar dari Industry lihat Gambar 2, yaitu 1 Additive manufacturing 2 Horizontal and vertical system integration 3 Cyber security 4 Augmented Reality 5 The cloud 6 Autonomous robots 7 The Internet of things / IOT 8 Big data and Analysis dan 9 Simulation Saucedo-Martínez et al., 2018. Sembilan pilar teknologi pada era Industry ini memberikan perubahan yang mendasar dalam dunia industri, terkait dengan pola komunikasi, pengolahan data, desain, sistem keamanan dan sebagainya. Terdapat banyak tantangan dalam mengimplementasikan pilar teknologi tersebut dalam mendukung terciptanya industri baru yang memiliki tingkat keandalan dan kualitas yang tinggi. Gambar 2. Sembilan Pilar Teknologi Industry Sumber Saucedo-Martínez et al., 2018 Seminar Nasional IENACO – 2019 ISSN 2337 - 4349 433 Perubahan yang terjadi juga membawa dampak kepada kemampuan yang dibutuhkan untuk menghadapi era Industry Jika pada pada era Industry kemampuan teknis dan analitis menjadi kemampuan yang dominan, maka skills yang paling dibutuhkan pada adalah kemampuan menyelesaikan masalah problem solving dan kemampuan sosial social skills menjadi faktor kunci dalam menghadapi persaingan di era Kemampuan untuk memecahkan masalah dapat dihubungkan dengan kemampuan yang terkait dengan kreatifitas, dimana mereka yang kreatif biasanya memiliki kemampuan yang lebih baik dalam memecahkan masalah. 2. PERAN PILAR TEKNOLOGI DALAM INDUSTRI KREATIF BERBASIS BUDAYA Di balik perkembangan teknologi yang menyertai Era Industry terdapat banyak hal yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan industri kreatif, terutama industri kreatif berbasis budaya. Peranan pilar teknologi dalam berbagai sub sektor ekonomi kreatif berbasis budaya dapat dijelaskan sebagai berikut Aplikasi dan Pengembang Permainan Permainan interaktif dapat menggabungkan berbagai indera manusia untuk terlibat dalam permainan berbasis komputer. Permainan tersebut tidak hanya yang bersifat hiburan, namun dapat menjadi permainan edukatif yang mengedepankan aspek budaya dalam membuatnya. Budaya tradisional dapat dikenalkan melalui permainan interaktif sehingga dapat membuat pengguna lebih paham tentang budaya lokal atau tradisional dari tempatnya atau tempat lain. Dengan adanya teknologi Virtual Reality dan Augmented Reality, akan membuat permainan interaktif menjadi lebih hidup dan memberikan efek yang berbeda kepada penggunanya Szalavári, Eckstein and Gervautz, 2004. Arsitektur Indonesia memiliki keragaman arsitektur bangunan yang sangat banyak, dan terus berkembang sesuai dengan kondisi saat ini. Teknologi informasi yang ada memberikan peluang untuk mendigitalkan semua warisan arsitektural yang pernah dimiliki untuk dapat menjadi pelajaran untuk generasi mendatang. Kekayaan dalam bidang arsitektur tercermin dari banyaknya bentuk bangunan tradisional yang ada di Indonesia yang memiliki kekhasan masing-masing dilihat dari bentuk maupun bahan yang digunakan dalam pembangunan. Dengan pilar teknologi yang ada, dimungkinkan untuk merekayasa desain arsitektur bangunan dengan lebih mudah dan dapat menggabungkan berbagai ragam kekayaan arsitektur tradisional menjadi sebuah karya yang baru. Desain Interior, Produk dan Komunikasi Visual Desain menjadi faktor penting dalam berbagai industri, tidak terkecuali pada industri kreatif. Kemampuan untuk menggambarkan sebuah keinginan dan kebutuhan menjadi sebuah desain yang dapat dikomunikasikan kepada pembuatnya memiliki peran yang sangat penting. Proses pembuatan desain industri kreatif berupa produk, desain interior maupun desain komunikasi visual dapat dilakukan dengan lebih mudah dan lebih baik dengan bantuan perangkat lunak Computer Aided Design CAD. Jika desain secara statis menggunakan CAD masih dianggap belum mencukupi, maka simulasi yang dilengkapi dengan animasi dapat menjadi alternatif untuk menyampaikan informasi produk kepada calon pengguna maupun pembuat produk. Fashion Sub sektor ekonomi kreatif lain yang sangat potensial untuk dikembangkan adalah sub sektor fashion. Dengan kekayaan sumber pewarna alam serta ragam etnik, memungkinkan Indonesia untuk mengembangkan industri fashion berbasis budaya. Karya-karya desainer yang menampilkan kombinasi desain yang kontemporer dan desain tradisional. Dalam perkembangannya ke depan, terbuka peluang untuk melakukan produksi jarak jauh dengan memanfaatkan teknologi printing. Motif tekstil dapat dikirimkan melalui saluran internet dan diproduksi langsung di negara tempat pembeli tinggal. Film, Animasi dan Video Sub sektor film, animasi dan video menjadi salah satu primadona dalam industri kreatif berbasis budaya yang didukung oleh kemajuan teknologi informasi. Kemudahan untuk menyimpan dalam format digital menyebabkan banyak sekali kemudahan dalam membuat film atau animasi. Dengan budaya sebagai sumber pembuatan film maupun video. Kemampuan teknologi informasi untuk menggabungkan dunia fisik dengan dunia maya memungkinkan menghadirkan budaya masa lalu dalam bentuk film yang dinikmati semua orang saat ini. Seminar Nasional IENACO – 2019 ISSN 2337 - 4349 434 Kriya Dengan munculnya printer 3 dimensi additive manufacturing, mempermudah proses pembuatan kerajinan yang selama ini masih mengandalkan tenaga manual akan digantikan dengan tenaga mesin. Dengan kemampuan untuk menghasilkan produk-produk kerajinan yang biasanya memiliki desain yang rumit, maka industri kerajinan diprediksi akan meningkat dengan cepat, termasuk meng-customize produk kerajinan agar dapat memenuhi permintaan pelanggan. Produk-produk kerajinan yang bersifat personal pun akan dapat dihadirkan secara cepat karena kemampuan teknologi additive manufactring Qin and Cheng, 2017. Kuliner Boleh dibilang kekayaan kuliner di Indonesia termasuk yang paling kaya di dunia, karena keragaman jenis makanan dan bahan baku pembuatnya. Cita rasa yang berbeda-beda pada setiap daerah semakin memperkaya industri kuliner di Indonesia. Internet marketing dapat dijadikan sebagai tulang punggung untuk mengenalkan budaya kuliner Indonesia ke negara lain. DIbandingkan dengan negara lain di ASEAN seperti Thailand dan Vietnam, kuliner Indonesia kurang dikenal oleh penduduk di Eropa dan Amerika. Musik Sebagai salah satu sub sektor ekonomi kreatif memiliki peluang besar untuk dikembangkan di era Industry Keragaman musik tradisional baik dari sisi instrumen musiknya maupun dari jenis musiknya, memungkinkan untuk dilakukan proses penyajian musik secara digital dan meluas ke seluruh dunia secara global. Musik yang secara umum memiliki sifat bebas nilai, akan mudah untuk dinikmati oleh siapapun saat musik dapat dikirimkan melalui jaringan internet kepada penggunanya. Semua orang di manapun dapat menikmati musik secara instan saat dibutuhkan, tidak perlu media penyimpanan yang harus dikirimkan kepada pengguna. Periklanan Sub sektor periklanan menjadi salah satu industri kreatif yang terdampak secara kuat oleh perkembangan pilar teknologi Industry Ide-ide kreatif dalam mengembangkan iklan sangat dibutuhkan untuk membuat iklan menarik dan memiliki kemampuan mempengaruhi orang. Ide-ide kreatif yang muncul, saat ini lebih mudah untuk direalisasikan dalam berbagai bentuk iklan untuk menarik calon pembeli atau pengguna. Seni Pertunjukan Dalam seni pertunjukan, peran teknologi informasi telah mengubah cara pandang dalam melakukan bisnis pertunjukan. Pertunjukan tidak lagi sekedar menampilkan pertunjukan, namun sudah berubah menjadi pertunjukan dengan menggabungkan berbagai macam teknologi dalam pertunjukan. Pertunjukan berbasis budaya misalnya pentas wayang, sendratari Ramayana maupun wayang orang dapat dikembangkan menggunakan tata pencahayaan dan background yang mampu memberikan impresi mendalam bagi penontonnya. Pentas pertunjukan akan menjadi lebih atraktif dan tidak membosankan. Seni Rupa Sub sektor seni rupa seperti seni lukis, seni patung dapat berkembang dengan cepat dengan adanya penemuan Additive Manfacturing atau yang lebih dikenal teknologi printer 3 dimensi 3D Printer Gao et al., 2015. Pemanfaatan 3D printer berkembang pesat dan dapat digunakan untuk menghasilkan karya seni rupa dengan tingkat kepresisian yang tinggi dengan tetap mempertahankan keunikan produk yang berbasis budaya. Warisan budaya yang berupa patung maupun bentuk seni rupa lainnya, dapat dengan mudah dilakukan rekonstruksi untuk memperoleh hasil yang mendekati bentuk yang diinginkan secara cepat. Televisi dan Radio. Teknologi Komunikasi melalui radio dan televisi masih memiliki pangsa pasar yang besar. Teknologi digital telah mengubah cara untuk menyampaikan siaran televisi dan radio yang awalnya menggunakan gelombang, menjadi berubah menggunakan komunikasi internet. Televisi dan radio tidak lagi terbatas pada sebuah wilayah geografis tertentu, namun sudah dapat menjangkau seluruh dunia dengan mudah. Perbedaan bahasa yang selama ini menjadi kendala dapat diminimalkan dengan tersedianya berbagai tools untuk menerjemahkan berbagai produk industri kreatif yang menggunakan budaya lokal agar dapat di konsumsi’ publik yang tidak menggunakan bahasa tersebut. Kemampuan Artificial Intelligence dalam menerjemahkan konten yang memiliki basis Seminar Nasional IENACO – 2019 ISSN 2337 - 4349 435 bahasa lokal telah berkembangan sangat maju sehingga produk-produk kreatif berbasis budaya dapat disiarkan ke seluruh dunia dengan lebih mudah. 3. TANTANGAN INDUSTRI KREATIF BERBASIS BUDAYA Salah satu tantangan terbesar dalam pengembangan industri kreatif berbasis budaya adalah tersedianya Sumber Daya Manusia yang mampu dan siap menghadapi perubahan teknologi yang cepat, dan memiliki pengetahuan yang baik tentang budaya yang ada. Perubahan yang cepat, membutuhkan manajemen yang bersifat fleksibel dan tangguh terhadap perubahan, namun tetap memperhatikan budaya lokal. Dengan cepatnya perubahan pada industry, membuat pelaku usaha dalam industry kreatif harus selalu inovatif. Tantangan kedua yang juga penting adalah masalah infrastruktur industri yang masih lebih mengedepankan modal dibandingkan kreativitas. Kreativitas terkadang baru akan memperoleh penghargaan yang sesuai manakala disukai oleh pasar. Namun demikian pasar sudah mulai beralih untuk menghargai kreativitas, namun ada kalanya kalah oleh para pemodal besar yang mampu mempengaruhi pasar dan persaingan menjadi tidak sehat. Perkembangan teknologi yang cepat, tidak hanya berdampak dalam melestarikan maupun mengembangkan budaya melalui industri kreatif. Akan tetapi, perkembangan teknologi tersebut juga dapat mengubah budaya itu sendiri. Dengan semakin tipisnya batas antara satu wilayah dengan wilayah lain, atau bahkan satu negara dengan negara lain akan menyebabkan terjadi infiltrasi budaya melalui berbagai macam jalan. Contoh adanya infiltrasi budaya yang masuk melalui industri kreatif adalah kasus K-Pop dan drama dari Korea, tokoh kartun Disney, tokoh kartun dari Jepang, industri musik dari Inggris dan Amerika maupun industri perfilman dari Hollywood maupun Bollywod di India yang mampu memberikan pengaruh yang besar kepada generasi muda dari berbagai negara. Dengan kuatnya pengaruh ini terntu saja berpotensi terjadinya para penggemarnya akan mengikuti ’budaya’ yang dibawa oleh artis tersebut. Permasalahan hak cipta dalam era Industry menjadi sebuah tantangan besar bagi budaya-budaya lokal maupun bagi berbagai jenis industri kreatif lainnya Mayana, 2004. Mudahnya orang melakukan duplikasi produk-produk ekonomi kreatif berbasis budaya, berpotensi besar merusak struktur ekonomi kreatif karena akan ada banyak pelaku yang dirugikan. Maraknya pembajakan dalam industri musik, film, maupun aplikasi menjadi salah satu tantangan besar bagi para pelaku maupun pemangku kebijakan untuk menghasilkan solusi yang menguntungkan semua pihak. 4. KESIMPULAN Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut a. Industri berbasis ekonomi kreatif dapat dikembangkan lebih luas dengan menggunakan pendekatan berbasis budaya. Indonesia dengan kekayaan budaya yang sangat besar, memiliki potensi dan berpeluang besar menjadi pusat ekonomi kreatif dunia. b. Perkembangan teknologi dalam era Industry membawa banyak perubahan khususnya dalam industri kreatif, dimana terdapat banyak bidang industri kreatif yang perkembangannya sangat terbantu dengan kehadiran era Industry c. Kehadiran era ndustry juga memberikan konsekuensi yang dapat memungkinkan sebuah budaya berkembang secara cepat, namun juga bisa mematikan budaya lain yang kurang popular. d. Permasalahan hak cipta menjadi sangat penting untuk diwujudkan karena industri berbasis digital sangat mudah untuk diduplikasi. e. Kunci dari pengembangan industri kreatif berbasis budaya terletak dari kesiapan sumber daya manusia yang fleksibel dan memiliki kemampuan menangani perubahan secara cepat. Seminar Nasional IENACO – 2019 ISSN 2337 - 4349 436 DAFTAR PUSTAKA Bekraf, 2017, PDB Ekonomi Kreatif Indonesia atas dasar harga berlaku tahun 2014-2016, diakses tgl 22 Maret 2019. Fahmi, 2014, Creative economy policy in developing countries the case of Indonesia’, in 54th Congress of the European Regional Science Association, St. Petersburg. Fathurahman, H., dan Huseini, M., 2018, "Mapping of Regional Economic Potential Based on Creative Economy to Support Creation of Regional Competitiveness", KnE Social Sciences, Vol. 3, No. 10, h. 310. Gao, W., dkk., 2015, "The Status, Challenges, and Future of Additive Manufacturing in Engineering", CAD Computer Aided Design, Elsevier Ltd, 69, hh. 65–89. Kementerian Pariwisata dan Eknonomi Kreatif RI, 2014, Kekuatan Baru Indonesia Menuju 2025, hh. 1–279. Mayana, 2004, Perlindungan Desain Industri di Indonesia dalam era Perdagangan Bebas, PT Grasindo, Bandung. Moore, I., 2014, "Cultural and Creative Industries Concept–A Historical Perspective", Procedia-Social and Behavioral Sciences, Elsevier 110, hh. 738–746. Qin, dan Cheng, K., 2017, "Future Digital Design and Manufacturing Embracing Industry and Beyond", Chinese Journal of Mechanical Engineering English Edition, Chinese Mechanical Engineering Society, Vol. 30, No. 5, hh. 1047–1049. Saucedo-Martínez, dkk., 2018, "Industry Framework for Management and Operations A Review", Journal of Ambient Intelligence and Humanized Computing, Springer Berlin Heidelberg, Vol. 9, No. 3, hh. 789–801. Simatupang, Rustiadi, S. dan Situmorang, 2011, "Enhancing the Competitiveness of the Creative Services Sectors in Indonesia", Developing ASEAN Economic Community AEC into A Global Services Hub 2012, hh. 173–270. Szalavári, Z., Eckstein, E. dan Gervautz, M., 2004, "Collaborative Gaming in Augmented Reality", hh. 195–204. ... This opportunity is certainly the right moment for the government, especially Indonesia to strengthen the foundations of the economy, especially by making the creative economy a priority given that the creative economy relies more on creative human resources because human creativity comes from the power of thought which is the basis for creating innovation in face greater competitiveness or market competition in the current eruption era. Furthermore, the concept of a creative economy is getting more attention in many countries because it can make a real contribution to the economy for developing countries to raise, grow and develop with an inclusive and sustainable level of economic growth [1,2,3,4]. The creative economy in Indonesia has given a good contribution to help the national economy. ...... Indonesia's universities have taken in charge of improving the development of the creative economy sector, especially for those contributing to the MSMEs. The respective roles are relevant to the three main universities' roles called as the Tri Dharma of Higher Education in the local term set for 1 encouraging the birth of Indonesia's creative generation with a mindset that supports the growth of initiative and works in the creative economy from a formal education; 2 actualizing high-quality research to provide input on creative economic development policy models and instruments needed, and produce technologies that support the workings and efficient use of resources as well as making a greater national creative economies competitiveness; and 3 establishing more innovative and independent societies that support the growth of the national creative economy through conducting community service engagements [1,24]. ...... To establish a solid creative economy sector, number of high-quality human resources with innovative power and creativity are needed. However, in addition to the need for quality human resources, the development of a creative economy also requires space to explore ideas, work, as well as self-actualization and creative ideas [1]. ...... Perkembangan tersebut juga diikuti dengan pembaruan dan ide-ide baru dalam bidang tekhnologi yang dapat dirasakan oleh masyarakat di seluruh dunia, dimana metode bisnis berubah sesuai dengan perkembangan jaman Saputra, 2017. Perkembangan tekhnologi yang melaju dengan signifikan membuat perkembangan dalam budaya suatu negara secara pesat Nugroho, 2019. ... Meiliani LuckietaSekolah TinggiIlmu EkonomiHarapan BangsaAbstrak Penelitian ini dilatarbelakangi dengan adanya perkembangan inovasi dalam industri kreatif, inovasi yang berkesinambungan menjadikan industri kreatif cepat mengalami perkembangan, Hal yang penting dari perkembangan inovasi ini adalah juga adanya analisa kinerja keuangan sehingga dapat menjadi evaluasi kinerja bagi Mihu dan menjadi umpan balik untuk masa depan bisnis tersebut. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana perkembangan bisnis Mihu sebagai salah satu UMKM di kota Bandung serta analisis kinerja keuangannya, juga sebagai umpan balik bagi Mihu dan usaha UMKM lainnya. Pengambilan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan beberapa cara yaitu dengan melakukan wawancara, observasi dan pengumpulan data keuangan yang kemudian diolah dengan beberapa rasio keuangan diantaranya ROA dan Asset Turnover. Kata kunci kinerja keuangan, umkm, roa, asset turnover Abstract This research is motivated by the development of innovation in the creative industry, continuous innovation makes the creative industry rapidly develop, The important thing from the development of this innovation is also an analysis of financial performance so that it can be a performance evaluation for Mihu and become feedback for the future of the business. The purpose of this study is to find out how the development of Mihu's business as one of the MSMEs in the city of Bandung and analysis of its financial performance, as well as feedback for Mihu and other MSME businesses. The data collection used in this study was carried out in several ways, namely by conducting interviews, observations and collecting financial data which was then processed by several financial ratios including ROA and Asset Turnover. Pendahuluan Konsep di dunia ekonomi pada saat ini sudah berkembang dengan sangat pesat dimana diantaranya dikenal dengan istilah ekonomi kreatif yang merupakan satu sektor pembaharuan dalam ekonomi yang lebih berkonsentrasi ide dan pengetahuan atau sesuatu hal yang baru dalam proses menciptakan suatu produk atau jasa Simatupang et al., 2008. Adapun sektor industri kreatif ini lebih menggantungkan keberlangsungan usahanya kepada konsep, ilmu pengetahuan, dan keahlian serta keterampilan. Pemerintah Indonesia sangat berharap agar sektor ini dapat menjadi tonggak kekuatan... Dalam perkembangannya definisi industri kreatif yang ditetapkan oleh tiap negara berbeda-beda, tergantung pada tujuan analitik dan potensi suatu negara. Negara-negara membangun industri kreatif berdasarkan cara dan kemampuan negara tersebut Nugroho, 2019. ... Aan NasrullahLuluk Indarinul MufidahJuni IswantoTujuan dari kajian ini adalah untuk mengidentifikasipermasalahan pengembangan ekonomi kreatif serta penyusunan strategi pe-ngembangan ekonomi kreatif di Kabupaten Nganjuk. Metode kajian yang digunakan adalah penelitan kualitatif, dengan mengunakan data primer dan sekunder. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa permasalahan pengembangan ekonomi kreatif di Kabupten Nganjuk, meliputi permasalahan pada pelaku ekonomi kreatif, lokasi atau daya tarik, aspek sosial kemasyarakatan, kurangnya pemahaman pemerintah daerah terhadap kebutuhan pelaku ekonomi kreatif serta rendahnya monitoring terhadap royalti, lisensi, dan hak cipta. Untuk mengoptimalkan 6 kategori ekonomi kreatif Kabupaten Nganjuk, maka dibutuhkan 6 enam pilar strategi, yakni, Strategi membentuk forum atau lembaga advokasi ekonomi kreatif Kabupaten Nganjuk, strategi peningkatan apresiasi terhadap pelaku, terutama bagi para komunitas seni, strategi memperbaiki manajemen tata kelola masing-masing 6 kategori, strategi pelatihan produksi dan pemasaran, strategi kemudahan aksesbilitas keuangan, dan strategi intensitas research highlight overviews the development roadmap of digital design and manufacturing and focuses on the future development directions under the Industries evolution of markets and customer requirements with highest level of precision, has been achieved created with technology and information systems, a new way of make the operations in the companies, and just the companies with the ability to adapt faster to technological innovations may remain on the market. The last industrial revolution, known as industry perceives the operations as a holistic system, its represents a challenge that must be fulfilled and faced in order to achieve stability and permanence in the market, from the point of view of the world economies. In the organizational and business area all the operations must be linked to computer systems and management of information in the network, which causes greater efficiency in the flow. With this new perception of industry and the business, it involves different analytical tools that aim at bigger efficiency in the service to the consumers, resulting in a greater competitiveness in the market and making the differentiator. This work is one of the first surveys that provides an extensive analysis and review of 110 publications that appear from 1/01/12 to 20/02/17. The purpose of the study is to analyze categorically recent advances through qualitative and segmentation methods allowing to reveal trends and areas of opportunity in the industry sense of in order to obtain research gaps that may be executed in organizational systems on the value chain. Another point is to be a reference in future research related to the categories selected in this study. Ieva MooreInnovation and creativity are broadly used terms and Creative Economy concept is present in European and other countries policy documents, including EU policy, UNDP and other international organization strategies. In Latvia the use of the Creative Industries term increases, however the understanding of its implications often causes confusion, both among policy makers and the broader public. The aim of this article is to establish a better understanding of the principles of Cultural and Creative Industries and the concept of a Creative Economy using historical reasoning from relevant literature. Formal use of the term Creative Industries is quite recent 1994, marking the digital era of cultural industries and creativity. However there are roots back to the industrial revolution and urbanization, cultural industries from the 1930s, popular culture, ideology distributed through mass media and contra culture rebelling against the capitalist drive of mass culture. We introduce a local collaborative environment for gaming. In our setup multiple users can interact with the virtual game and the real surroundings at the same time. They are able to communicate with other players during the game. We describe an augmented reality setup for multiple users with see-trough head-mounted displays, allowing dedicated stereoscopic views and individualized interaction for each user. We use face-snapping for fast and precise direct object manipulation. With face snapping and the subdivision of the gaming space into spatial regions, the semantics of actions can be derived out of geometric actions of the user. Further, we introduce a layering concept allowing individual views onto the common data structure. The layer concept allows to make privacy management very easy by simply manipulating the common data structure. Moreover, assigning layers to spatial regions carefully, a special privacy management is often not necessary. Moving objects from one region into ...This paper investigates how the creative economy discourse is interpreted and implemented in the context of Indonesia as a developing country. Our main conclusion is that the discourse is interpreted differently across localities. Bandung appears to be the only locality whose interpretation aligns with the general understanding of a creative economy that emphasises knowledge creation and innovation. This was made possible by the strong support from academia and communities who wanted to experiment with this policy idea. Our study also provides an insight into a creative economy developing not only as a discourse, but also as a workable framework for development policies, in this city. Conversely, other cities seem to pragmatically use the policy idea without considering the local context in a rebranding exercise in order to drive economic development, whereby traditional cultural industries are relabelled as creative despite performing hardly any innovation activities. Despite this, Bandung illustrates that there are possibilities for a developing country such as Indonesia to adopt the vision of a creative economy by reshaping local institutions to support successful experimentation with this new Desain Industri di Indonesia dalam era Perdagangan Bebas, PT GrasindoR F MayanaMayana, 2004, Perlindungan Desain Industri di Indonesia dalam era Perdagangan Bebas, PT Grasindo, Bandung.

Nanti, konsep ini akan membentuk image yang menciptakan karakteristik dan diferensiasi dari tiap daerah.Melalui story telling yang memadukan filosofi kuliner autentik dengan kekayaan budaya lokal yang berada di belakangnya akan menjadi daya jual bagi pariwisata Indonesia," kata Vita yang optimistis bisnis gastronomi sebagai salah satu cara mempercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia.

shfrh shfrh Dengan cara menggabungkan keduanya namu n tetap mengaitkan kandungan unsurnya satu sama lain , contoh tari tradisional yg diubah menjadi tari tradisional modern makasih kakakkk Be yourself and never surrender terimakasiihh kakak cantik terimakasiihh kakak cantik smoga amalnya d catat oleh allah amiinn p7xHDkZ. 161 435 329 128 463 397 311 129 117

bagaimana cara memadukan budaya lokal dengan industri kreatif